Have an account?
Posted by blog kang rian on Jumat, 15 Januari 2010 in
Sinthaweechai "Kosin" Hathairattanakool merengek-rengek memanggil sang mama sambil meminta pulang? Kejadian seperti itu sepertinya sulit dipercaya dapat terjadi pada pengawal utama jala gawang Persib Bandung yang selalu tampil perkasa saat berada di lapangan.

"I miss Thailand. Di sana memang ada jalan-jalan seperti ini, tapi lebih lebar dan sopirnya tidak mengemudi gila-gilaan seperti kemarin," ujar Kosin. Sesudah itu, dia memanggil-manggil ibunya. "Perjalanan ini benar-benar melelahkan, mendebarkan, sekaligus menguras stamina juga," ujarnya sedih dan menirukan orang yang sedang menangis.

Namun, kala melalui rute Samarinda-Bontang, hal yang sepertinya tidak mungkin tersebut dapat menjadi nyata. Namun, jangan lantas menganggap Kosin cengeng, karena siapa pun yang belum pernah melalui rute tersebut pasti akan dibuat menderita karenanya.

Jalur sepanjang 150 kilometer tersebut merupakan satu-satunya jalan yang dapat dilalui Persib untuk mencapai Kota Bontang untuk menantang sang tuan rumah Bontang FC pada Djarum Liga Super Indonesia (DLSI) 2009-2010 di Stadion Mulawarman, Sabtu (16/1) malam nanti.

Rute yang mesti dilalui Persib tersebut merupakan jalan sempit yang lebarnya hanya sanggup menampung dua mobil. Jalan tersebut membelah hutan, sehingga pemandangan yang tersaji sepanjang perjalanan hanyalah hijau dan rimbunnya pepohonan di bumi Borneo.

Yang membuat rute ini mengerikan untuk dilalui ialah kontur jalan berbukit, sehingga hampir sepanjang perjalanan, kendaraan harus menanjak terjal dan menurun curam sambil berbelok ke kiri dan ke kanan tiap kali menemui belokan. Walhasil penumpang yang berada di dalam kendaraan pun harus siap "diguncang-guncangkan" setiap saat.

Hampir lima jam lamanya pemain, ofisial, dan manajer "disiksa" beratnya medan yang dilalui. Jadi, jika Kosin tak tahan ingin segera sampai tujuan pun cukup beralasan.

Kalau hanya merengek minta pulang sepertinya masih cukup tangguh. Penjaga mistar gawang Persib lainnya, Cecep Supriatna, bahkan harus sampai mengeluarkan sebagian makanan yang sudah berada di perutnya, saking tak mampu lagi menahan rasa mual yang timbul akibat rute perjalanan yang benar-benar menyiksa.

Cecep sebenarnya sudah mengalihkan perhatiannya dengan bermain kartu sepanjang perjalanan dengan Eka Ramdani dan ofisial tim. Namun, rasa mual itu mengalahkan segalanya. "Sudah beberapa kali ke Bontang, sepertinya baru sekarang yang paling parah. Benar-benar pusing, mual, dan jadinya muntah," ucap Cecep.

Tim sudah harus berangkat sejak Rabu (13/1) pagi pukul 5.30 WIB untuk bertolak ke Bandara Soekarno-Hatta Tangerang melalui jalur darat selama kurang lebih tiga jam. Perjalanan berlanjut melalui udara menuju Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan dan menempuh perjalanan dua jam.

Di Balikpapan, tim sempat singgah di restoran untuk mengisi perut. Setelah itu, uji nyali tersebut dimulai. Perjalanan sejauh 115 kilometer menuju Samarinda yang ditempuh selama dua jam terbilang lancar. Namun, selepas Samarinda, kesabaran pemain diuji.

"Untuk itu, bobotoh harusnya mengerti dengan kondisi seperti ini. Jangan hanya menuntut kemenangan saja tanpa tahu hal-hal seperti apa yang harus kami hadapi sebelum pertandingan. Tim benar-benar kelelahan," ucap Pelatih Kepala Jaya Hartono.

Manajer Umuh Muchtar yang juga turut dalam rombongan merasakan pula penderitaan yang dirasakan pemain. Namun, ia berharap, perjalanan berat dapat memberikan motivasi tambahan untuk pemain agar dapat tampil baik saat pertandingan.

"Hitung-hitung hadiah setelah melalui perjuangan berat di rute darat yang menyiksa itu. Walaupun stamina terkuras habis di perjalanan, semangat dan motivasi tinggi harus tetap membara," ucap Umuh.

Pemain Persib harus kembali melalui rute tersebut, Minggu (17/1) nanti untuk melakoni partai tandang lainnya ke Persisam Samarinda. Umuh berjanji dapat mengusahakan pemain bisa memanfaatkan sarana transportasi udara supaya penderitaan yang sama tak perlu dirasakan hingga dua kali. (Riesty Yusnilaningsih/"PR")

Source: PR
0 Responses to “Kosin pun Merengek Minta Pulang”:

Posting Komentar